Minggu, 03 Oktober 2010

Fotografi


Lebih dari 2 juta kali sehari tombol kamera di seluruh dunia ditekan untuk mengambil foto. Ada foto keluarga yang mengabadiuakan kenangan bahagia, foto berita mencekam, gambar iklan dan busana, foto diri, gambar planet yang dipancarkan dari satelit antariksa, dan lain-lain. Fungsi fotografi banyak sekali dan cara penerapan terbaru ditemukan setiap saat. 

Foto pertama dibuat dengan melapisi lempeng logam yang dipelitur dengan zat kimia yang peka cahaya. Tetapi dengan cara ini gambar tampak kurang tajam, berwarna abu-abu keperak-perakan, dan hanya dapat dilihat dari sudut tertentu. Kini digunakan film selulosa(sejenis plastic) yang dapat mengahasilkan foto berwarna atau hitam putih. Sebagai kemungkinan lain, foto dapat juga dibuat secara elektronis pada disket computer. Kemudian digunakan kamera video. Foto video dapat langsung dilihat pada pesawat televise dan dapat segera dikirimkan ke belahan bumi lainnya melalui satelit. Barangkali fotografi masa depan hanya akan menggunakan teknologi elektronis tersebut.

Sejarah Fotografi
Tahun 1826 seorang pria Perancis, Joseph Niepce, mengambi foto pertama. Pencahayaannya makan waktu 8 jam dan gambarnya kabu serta gelap. Tahun 1837, seorang pria Perancis lainnya, Louis Daguere, menemukan cara membuat foto yang tajam dalam beberapa menit. Dua tahun kemudian, Wiliam Fox Talbot, ilmuwan Inggris, menemukan fil negative yang memungkinkan pencetakan gambar secara berulang-ulang, seperti proses fotografi sekarang.

George Eastman
Awalnya, fotografi diperuntukan bagi penggemar saja. Kameranya sangat besar. Untuk pemotretan, fotografer harus membawa pelat kaca sendiri dan memprosesnya dengan menggunakan zat-zat kimia yang basah. Tahun 1888, George Eastman dari Amerika menemukan kamera yang disebut Kodak. Kamera ini jauh lebih kecil dan ringan serta telah terisi gulungan(rol) film, pengganti pelat. Pemotretan gambar menjadi begitu mudah hingga jutaan orang bias belajar fotografi.

Proses Fotografi
Gambar hitam putih tersusun dari jutaan partikel perak yang berwana hitam. Partikel ini tampak dibawah mikroskop, tetapi terlalu kecil untuk mata telanjang. Apabila partikelnya banyak, maka gambartampak gelap. Sebaliknya, jika partikelnya lebih sedikit, gambar tampak terang. Film dilapisi dengan zat kimia, emulsi garam perak, yang sangat peka cahaya. Ketika film dibuat, bagian belakang film yang tembus cahaya dilapisi dengan partikel garam yang menepel karena adanya lapisan tipis gelatin yang mirip selai. Karena lapisan emulsi sangat peka cahaya, maka film harus disimpan di tempat gelap. Kotak film dan kamera harus kedap cahaya. 
1.       Pencahayaan, ketika gambar diambil, cahaya dengan cepat menembus lensa dan menyinari film. Tiap partikel perak yang disinari cahaya berubah dengan tajam. Dengan perubahan partikel-partikel itu, terekamlah sebuah gambar dengan pola yang belum tampak. Film ini harus diperoses dahulu hingga gambarnya dapat dilihat.
&l

2.      Pencuci dan pengatur/ Fixer film, Film dicelupkan kedalam larutan zat-zat kimia yang disebut alat pencuci fil. Larutan ini mengubah partikel-partikel garam perak yang terkena penyinaran menjadi logam perak. Setelah dibilas dengan cepat di air, film diletakkan dalam larutan pengatur/fixer- larutan kimia yang melarutkan butiran garam perak yang tersembunyi. Setelah pengaturan, gambar perak hitam tertinggal untuk seterusnya pada film.

3.      Negative, setelah melewati proses pencucian dan pengaturan, film digantung sampai kering. Gambar tampak dengan jelas jika film yang sudah kering dilihat pada cahaya. Tetapi gambarnya negative karena daerah terang dan gelap menjadi berbalik.
4.      Pembesaran, untuk melihat gambar dengan baik, film negative harus dicetak di kertas foto. Artinya film difoto ulang pada kertas putih dalam ruang gelap yang kedap cahaya dengan memakai alat pembesar. Seperti kamera, alat pemebesar memiliki lensa untuk menjaga agar gambar tajam. Lensa pembesarjuga memperbesar negative dengan meproyeksikan sebuah versi besar dari gambar ketas kertas cetak. Seperti film, kertas cetak dilapisi emulsi peka cahaya. Ketika pembesar dihidupkan, garam-garam perak pada emulsi mencatat pembesaran gambar dengan cara yang sama seperti film.
5.      Pencucian, setelah disinari oleh cahaya pembesar, kertas cetak diproses dalam larutan zat kimia seperti pada film.

6.      Pencetakan, setelah dicuci, kertas cetakan dibilas dan diletakkan mendatar sampai kering.


Film Berwarna
Fotografi berwarna menjadi kenyataan karena tiap warna yang tampak dapat dibuat dengan mencampur 3 warna primer: merah, biru, hijau. Film berwarna mempunyai tiga lapisan emulsi yang peka cahaya. Tiap lapisan bereaksi terhadap slah satu dari ketiga warna primer itu. Jumlah tiap-tiap warna pada setiap bagian dari garam terekam pada lapisan-lapisan tersebut. Setela pemprosesan, muncullah warna-warni yang berbeda pada tiap lapisan emulsi. Gabungan warna-warni tersebut membentuk gambar berwarna.
Warna bahan pewarna pada fim berwarna adalah kuning, magenta, dan sian. Ketika gambar dicetak, ketiganya menghasilkan warna merah, hijau dan biru pada cetakan.

++ :
+ foto gerak, atlet dapat meningkatkan teknik dengan mempelajari rangkaian foto gerakannya. Tiap kilatan dari rentetan kilatan lampu strokoskop dapat direkam melalui pemotretab kecepatan tinggi dalam selembar foto tunggal.
+ fotografi kecepatan tinggi, denga kamera dan cahaya khusus, pemotretan dengan keceptana tinngi dapat menampakan gerakan yang terlalu cepatuntuk dapat dilihat mata. Kilatan cahaya sebuah lampu eletronis, yang menyala kurang dari sepersejuta detik, dapat menghentikan gerak benda pada kecepatan ratusan kilometer per jam.
+ lensa sudut lebar, fotografi dapat menciptakan pemandangan yang eksotis dan dramatis mengenai objek biasa. Foto yang diambil dengan lensa sudut lebar dapat mengubah objek foto untuk memberi penekanan pada ukuran dan kekuatan objeknya.
+ pemotretan close-up, fotografi makro atau pemotretan close-up memperbesar bagian-bagian kecil yang hampir tidak tampak dengan mata telajang, seperti mata seekor katak pohon yang berwarna keemasan.


Tidak ada komentar: